Jumat, 29 Oktober 2010

PERKEMBANGAN EMOSI ANAK

1. Gangguan Emosi pada Anak
Gangguan emosional pada masa anak-anak terkesan sebagai penyebab ketakutan anak-anak untuk melakukan kegiatan dan kerja. Berbagai ketakutan yang sering terjadi pada anak- anak yaitu takut pada tempat gelap, takut pada dokter, dll.
Dari data para psikiater, terdapat 20-25% anak –anak telah mendapatkan masalah-masalah tersebut. Dan sayangnya, sedikit sekali dari anak-anak tersubt yang mendapatkan perawatan yang baik dan memadai. Masalah terbut biasanya mendapatkan masalah pada tahun pertama.
Tekanan hidup keluarga dan stress, merupakan beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Walaupun demikian, beberapa masalah yang muncul memanglah berkaitan dengan fase perkembangan anak, yang kadang dengan dibiarkan saja, nanti akan hilang pada sendirinya, karena terdapat pendewasaan diri.

2. Beberapa Tipe Masalah Emosional
Terdapat beberapa tipe masalah emosional yang dialami oleh anak-anak. Ada anak yang telah berusia 6-7 tahun melakukan cerita-cerita bohong, yang sebenarnya mereka sadar melakukannya. Mereka membuat cerita seperti itu biasanya agar orang lain mempercayainya dan untuk menyenangkan orang tuanya. Ada lagi, anak-anak juga sering melakukan pencurian kecil-kecilan kepada orang tuanya atau orang lain, walaupun nantinya mereka tertangkap mereka akan tetap berdalih dengan cara menyenangkan atau membohongi orang tuanya. Semua ini merupakan tanda bahwa emosi mereka sedang terganggu.

3. Gangguan Kecemasan
Ada beberapa gangguan kecemasan yang terjadi pada masa anak-anak seperti ketakutan (phobia) dan keinginan terpisah. Gangguan keinginan terpisah tidak hanya terjadi pada anak-anak, namun terjadi pada sampai masa remaja dan mahasiswa (dewasa). Gangguan seperti ini dapat mengakibatkan sakit kepala, sakit perut,dll.

4. Takut Sekolah
Tidak mau sekolah/takut sekolah mungkin saja merupakan salah satu gangguan kecemasan yaitu, keinginan terpisah. Ada kalanya hal ini terjadi karena factor lingkungan, seperti perilaku guru kelas yang keras, serta tugas yang terlalu berat yang dibebankan kepadanya. Selaku orang tua, hendaknya berusah semaksimal mungkin, agar anak-anaknya tidak melakukan hal ini, karena pada masa-masa 5-15 tahun, merupakan masa meningkatnya intelegensi anak. Dengan nasehat dari orang tua yang dilakukan secara terus-menerus, dapat mengembangkan keberanian anak untuk dating kesekolah, dan dia tidak akan merasakan kesukaran yang berarti akibat tugas-tugas yang diberikan oleh guru kelasnya.

5. Kematangan Sekolah
Ketika anak sudah berada pada umur 5 atau 6 tahun, anak biasanya sudah mengalami kematangan untuk bersekolah, kematangan itu berupa kematangan fisik, kematangan mentalnya yang memungkinkan anak tersebut dapat mengenyam pendidikan di sekolah dengan baik. Anak yang telah matang bersekolah telah mempunyai kemampuan dasar untuk menerima materi pelajaran, kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, para guru, kepala sekolah, dan seluruh masyarakat sekolah. Kemampuan lainnya adalah dengan mampunya ia untuk buang air kecil/besar secara teratur dan tertib, di tempatnya. Jika dilihat dari segi emosionalnya, anak pada usia ini juga telah mulai berkembang emosionalnya yang sehat akan hubungannya dengn orang tua, teman sebya, dan lain-lain. Dengan adany hubungan ini, akan mempermudah, mendukung dalam proses belajar anak di sekolah.

6. Depresi pada Masa Kanak-kanak
Masa anak-anak dapat juga mengalami gangguan depresi. Gangguan ini dapat dikenali dari tanda-tanda seperti keagraban, pendiam, sedikit berjalan, dan sedikit berteriak-teriak selayaknya anak-anak pada umumnya/normal. Secara spesifik gejala-gejala anak depresi adalah gangguan konsentrasi, tidur kurang, selera makan kurang, mulai berbuat kejahatan di sekolah, tidak merasa bahagia, selalu mengeluh karena penyakit jasmani yang dideritanya, selalu merasa bersalah, takut sekolah dan sering sekali memikirkan bunuh diri (Malmquist, 1988).
Penyebab dari depresi blum diketahui secara pasti dan tepat pada seorang anak. Karena bisa saja bersumber dari pengaruh lingkungan keluarga, keturunan, dan lain-lain. Ketidak kompetensinya anak merupakan salah satu dari penyebab depresi pada anak. Namun, penyebab depresi pada anak-anak tentunya tetap berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain.

7. Perawata Problema Emosional
Untuk melakukan perawatan problema emosional pada anak tergantung pada kesediaan orang tua untuk berpartisipasi, kemudahaan diperolehnnya perawatan dalam masyarakat, sosial ekonomi masyarakat, social ekonomi orang tua, dan orientasi professional pada pertama kali berkonsultasi.
Beberapa Jenis terapi emosinal :
Terapi dapat dilakukan perindividu, dengan melihat anak satu-persatu, membantu anak agar mengenal dirinya atau keperibadiannya dan hubungannya dengan orang lain, serta mengintepretasikan perasaan dan prilaku anak. Cara-cara tersebut efektif untuk menolong anak yang sedang mengalami stress dalam hidupnya. Gangguan pada anak ada kalanya tidak terlihat secara langsung, namun dengan adanya ahli terapi, gangguan anak tersebut dapat diketahui dan diatasi.
   1. Terapi jaangka pendek dan jangka panjang
Dalam usaha untuk memperbaiki kondisi anak, diperlukanan adanya terapi ini, yaitu penetapan sistematik dari sekumpulan prinsip belajar terhadap suatu kondisi atau prilaku yang dianggap menyimpang. Perubahan tersebut dapat berarti menghilangkan, mengurangi, meningkatkan atau memodifikasi suatu keadaan tertentu. Dikenal dua macam terapi, yaitu terapi jangka pendek dan jangka panjang. Terpai jangka pendek ini dilakukan dengan hal-hal yang ringan seperti memberikan nasehat, dorongan, menghibur, dan lain-lain. Sedangkan terapi jangka panjang adalah terapi yang penerapannya terdapat keterusan atau kontinuitas sehingga tercapainya suatu sikap yang diinginkan. Sebagai contoh :
       
     a. Terapi bermain
Dalam bermain dapat dilakukan terapi pada anak, karena dalam kondisi ini, anak berada pada kondisi santai dan dapat mengeluarkan segala perasaan dengan bebas tanpa adanya tekanan. Sehingga ketika anak sudah merasa santai, baru dapat dilakukan terapi untuk mengatasi masalahnya.
    b. Terapi keluarga
Terapi ini dilakukan untuk mengubah prilaku anak yang memiliki permasalahan dalam lingkungan keluarganya, dengan mempertemukan nya dengan anggota keluarga, ibu, ayah, sehingga mereka dapat melakukan pembinaan kepada anak tersebut.

  2. Terapi prilaku atau modifikasi prilaku
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas atau pekerjaan kepada anak, misalnya memberikan tugas rumah. Tugas ini dapat mengubah prilaku anak, karena anak akan terbiasa untuk melakukan suatu hal. Orang tua, hendaknya untuk dapat memberikan suatu pujian, hadiah ketika anak tersebut dapat melakukannya, karena hal ini dapat merangsang mereka untuk selalu berbuat.

  3. Efektevitas Terapi
Dengan dilakukkannya terapi pada anak (terpai psikologik) akan sangat membantu anak dalam hal konsep diri, penyesuaian, kepribadian, keterampilan social, kemampuan kognitif dibandingkan anak yang tidak mendapatkan terapi psikologik. Tidak seorang pun yang dapat untukmelakukan terapi secara keseluruhan, sehingga perawatan hanya ditujukkan untuk masalah-masalah tertentu saja. Obat-obatan sebagian dapat menghilangkan gejala prilaku stress, namun tidak dapat menghilangkan penyebab stress, sehingga kemungkinan besar stress tersbut akan munvul kembali. Ketika anak tersbut mendapatkan terapi, hendaknya para guru sekolahnya dapat diberi tahu, sehingga sikap guru dapat menyesuaikan dan memberikan ia teman baru yang belum pernah mengetahui permasalahan anak tesbut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar